Cacing Kremi
DAFTAR ISI:
- Apa itu Cacing Kremi?
- Penyebab Cacing Kremi
- Faktor Risiko Cacing Kremi
- Gejala Cacing Kremi
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Cacing Kremi
- Diagnosis Cacing Kremi
- Pengobatan Cacing Kremi
- Komplikasi Cacing Kremi
- Pencegahan Cacing Kremi
Apa itu Cacing Kremi?
Cacing kremi adalah sejenis cacing gelang yang menyerang atau menjangkiti usus besar manusia. Parasit ini memiliki karakteristik fisik yang sekilas terlihat seperti benang dan berwarna putih.
Namun, berbeda dengan infeksi ascariasis yang terjadi akibat cacing gelang bernama Ascariasis lumbricoides, infeksi cacing kremi terjadi akibat cacing bernama Enterobius vermicularis. Cacing ini memiliki rata-rata panjang tubuh 5–13 milimeter.
Selain itu, parasit ini bisa terlihat pada tinja (feses) atau sekitar lubang anus si pengidap infeksi ini.
Karena cacing ini menaruh telur-telurnya pada lipatan di sekeliling anus saat pengidap tertidur.
Beberapa orang tidak menunjukkan gejala saat mengalami infeksi dari cacing ini, tetapi ada juga yang mengalami gatal-gatal di anus dan tidur menjadi gelisah.
Umumnya, infeksi akibat cacing kremi tidak akan menimbulkan kondisi medis yang serius.
Namun, parasit ini bisa naik ke area anal menuju ke vagina, uterus, tuba falopi, dan sekitar organ pada pinggul.
Meskipun jarang terjadi, ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, seperti endometriosis dan vaginitis.
Penyebab Cacing Kremi
Seseorang bisa terjangkit parasit cacing kremi jika menelan telur dari cacing kremi. Telur tersebut juga bisa tertelan setelah terhirup lebih dahulu.
Ketika bertelur, seekor cacing kremi betina bisa meletakan ribuan telur di sekitar vagina atau anus.
Saat proses bertelur, rasa gatal yang pengidap alami adalah karena cacing kremi betina mengeluarkan lendir, sehingga perasaan tidak nyaman itu timbul.
Rasa gatal akan memancing pengidap untuk menggaruk atau mengelap anus atau vagina.
Saat menggaruk atau mengelap itulah, telur-telur cacing bisa menempel pada ujung jari atau di bawah kuku pengidap.
Perlu kamu ketahui, telur cacing kremi bisa bertahan hidup selama dua minggu.
Telur-telur parasit tersebut pada tangan pengidap bisa berpindah pada benda apa pun yang mereka sentuh seperti:
- Seprai dan sarung bantal.
- Handuk.
- Mainan anak.
- Peralatan dapur.
- Sikat gigi.
- Perabotan rumah.
- Permukaan dapur atau kamar mandi.
Infeksi cacing kremi atau istilah medisnya enterobiasis kebanyakan terjadi pada anak-anak, karena mereka masih belum bisa menjaga kebersihan tangan dengan baik.
Selain anak-anak, orang yang sering melakukan kontak langsung dengan pengidap infeksi parasit tersebut, atau yang hidup di lingkungan padat penduduk juga berisiko lebih tinggi untuk tertular.
Berikut beberapa fakta mengenai infeksi cacing kremi:
1. Bisa menular
Hati-hati, sama seperti Ascaris lumbricoides, cacing kremi juga sangat menular.
Telur parasit ini menular dari satu orang ke orang lain ketika cacing (entah bagaimana) membuat jalan mereka dari kotoran seseorang yang terinfeksi ke mulut atau hidung orang lain.
Telur bisa masuk ke tubuh seseorang setelah ia menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Permukaan itu bisa apa saja, misalnya peralatan rumah tangga, meja, gagang pintu, pakaian, toilet, mainan, bahkan makanan dan minuman.
Karena itu, kamu perlu Hati-Hati, Ini Daftar Makanan Penyebab Cacing Kremi.
Namun, cacing kremi tidak hidup dari hewan. Jadi kamu tidak bisa mendapatkan infeksi parasit tersebut dari anjing atau kucing, atau menularkan infeksi ke hewan peliharaan.
Meski begitu, ada baiknya tetap menjaga kebersihan hewan peliharaan kamu dan lingkungan agar kamu atau hewan peliharaan kamu tidak tertular.
2. Bisa terhirup melalui udara
Ada kemungkinan juga seseorang menghirup telur cacing kremi. Hal tersebut karena ukuran telurnya yang sangat kecil dan hanya dapat terlihat dengan mikroskop.
Telur cacing ini terbilang sangat ringan sehingga mampu beterbangan dan terhirup ke dalam tubuh atau menempel ke makanan yang akan dikonsumsi.
3. Siklus hidup cacing kremi dalam tubuh
Parasit Enterobius vermicularis berukuran kecil dan tipis. Setelah telur berada di dalam tubuh, mereka melakukan perjalanan ke usus kecil untuk menetas.
Larva kemudian pindah ke usus besar di mana mereka hidup sebagai parasit saat waktunya tiba.
Setelah satu atau dua bulan, cacing kremi betina dewasa melakukan perjalanan lagi, kali ini ke daerah rektum untuk bertelur dan kemudian mati. Total umur cacing kremi adalah sekitar 13 minggu.
Ketidaknyamanan dan gatal luar biasa yang terkait dengan infeksi cacing kremi terjadi akibat adanya telur Enterobius vermicularis di dekat rektum.
Telur bisa menempel di tangan dan di bawah kuku saat pengidap menggaruk area yang terinfeksi. Sayangnya, hal tersebut dapat memicu siklus cacing kremi baru dan berkepanjangan.
Faktor Risiko Cacing Kremi
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan seseorang terkena enterobiasis, yaitu:
- Cacing kremi umumnya terjadi pada anak-anak berusia 5-14 tahun.
- Anak-anak yang menghadiri penitipan anak, prasekolah, atau sekolah dasar.
- Tinggal di tempat yang padat, beriklim tropis, atau tinggal bersama orang yang terinfeksi.
- Sedang merawat orang terinfeksi.
- Punya kebiasaan tidak mempraktikkan cuci tangan teratur dan sebelum makan.
- Memilki kebiasaan megisap jempol, misalnya pada masa kanak-anak.
Bila Si Kecil Terserang Cacing Kremi, Ibu Harus Apa?, cari tahu langkah-langkah menangani cacingan pada anak lewat artikel tersebut.
Gejala Cacing Kremi
Umumnya, gejala yang paling sering terjadi pada pengidap adalah rasa gatal di sekitar anus dan vagina di malam hari.
Penyebab utama rasa gatal ini terjadi karena aktivitas cacing kremi saat menaruh telur-telurnya.
Jika infeksi parah sudah terjadi, berikut ini adalah beberapa gejala yang biasanya akan terjadi pada pengidap:
- Sering mengompol.
- Hilangnya nafsu makan.
- Kesulitan tidur atau insomnia.
- Berat badan berkurang.
- Infeksi kulit di sekitar anus.
- Nyeri perut dan mual.
Tak hanya orang dewasa, Si Kecil juga dapat terkena infeksi cacing kremi dan menunjukkan berbagai gejalanya. Jika Anak Sudah Terinfeksi Cacing Kremi, Segera Hubungi Dokter Ini.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Cacing Kremi
Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang cacing kremi atau mengalami rasa gatal pada anus terutama pada malam hari, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter yang bisa kamu hubungi.
Mereka ini sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Erlin Sp.A
- dr. Dandung Bawono Sp.A, M.Sc
- dr. Gracia Deswita Natalya Fau Sp.A
- dr. Septianus Hermanto
- dr. Cintya Andriani
Itulah berbagai daftar dokter yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan solusi penanganan disentri yang tepat.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Cacing Kremi
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan tes menggunakan plester khusus.
Seseorang yang terinfeksi cacing kremi akan diminta untuk menempelkan plester tersebut pada kulit di sekitar anus di pagi hari, segera setelah bangun tidur, dan sebelum mandi.
Plester ini berguna untuk memeriksa telur cacing yang mungkin berada di anus, untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Tes ini sebaiknya kamu lakukan 3 hari berturut-turut agar hasilnya lebih akurat.
Dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan gejala dan kondisi tubuh, jika telur cacing terdeteksi dalam tubuh.
Pengobatan Cacing Kremi
Pada dasarnya, pengobatan untuk cacing kremi tidak jauh berbeda dengan ascariasis, yaitu bertujuan untuk menghilangkan cacing kremi dan mencegah infeksi kembali terjadi.
Karena risiko penyebaran infeksi cacing kremi tinggi, semua orang yang tinggal satu rumah dengan pengidap cacing kremi juga harus menjalani pengobatan.
Obat antiparasit oral merupakan pengobatan utama untuk infeksi ini.
Kamu perlu meminum satu dosis segera dan satu dosis lagi dua minggu kemudian untuk memastikan semua cacingnya hilang.
Berikut ini pengobatan yang bisa dilakukan:
- Obat resep berupa Mebendazole dan Albendazole adalah obat oral yang dapat mengeluarkan cacing kremi melalui buang air besar. Namun, obat ini biasanya tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada anak di bawah usia 2 tahun.
- Obat bebas resep, seperti pirantel pamoat, bisa kamu dapatkan di apotek.
Meskipun obat-obatan dapat mengatasi infeksi cacing, gatal-gatal dapat berlanjut selama sekitar satu minggu setelahnya.
Jadi dokter juga mungkin memberikan krim atau obat lain untuk membantu menghentikan rasa gatal.
Pastikan juga untuk mempraktekkan hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari.
Selain itu, Ini Obat Cacing untuk Anak dan Dewasa yang Biasa Dokter Resepkan.
Komplikasi Cacing Kremi
Infeksi ini biasanya tidak menyebabkan masalah serius. Meski jarang terjadi, wanita yang terinfeksi berat dapat mengalami komplikasi infeksi pada alat kelaminnya.
Cacing kremi juga dapat menyebar dari area anus ke vagina hingga rahim, saluran tuba, dan di sekitar organ panggul.
Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti peradangan pada vagina (vaginitis) dan peradangan pada lapisan dalam rahim (endometritis).
Berbagai komplikasi lain yang bisa terjadi akibat infeksi cacing kremi dapat berupa:
- Infeksi saluran kemih.
- Penurunan berat badan.
- Infeksi bagian perut (rongga peritoneum).
Pencegahan Cacing Kremi
Telur cacing kremi dapat menempel di banyak permukaan, termasuk keran, tempat tidur, mainan, dudukan toilet dan benda lainnya.
Telur ini dapat menempel selama dua minggu. Maka dari itu, penting untuk membersihkan permukaan yang berpotensi menjadi tempat menempelnya telur cacing ini.
Beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk membantu mencegah infeksi ini, antara lain:
- Hindari berbagi handuk atau barang-barang pribadi dengan orang lain.
- Mencuci semua baju, sprei, handuk, dan mainan.
- Cuci semua benda dengan air panas.
- Membersihkan debu di seluruh rumah.
- Bersihkan kamar mandi dan dapur.
- Hindari untuk menyentuh benda yang terkontaminasi dengan telur cacing kremi.
- Hindari makan di kamar tidur.
- Jaga agar kuku-kuku selalu pendek.
- Ajari anak untuk tidak menggigit kuku dan mengisap jari.
- Mandi setiap hari.
- Hindari menggaruk area anus.